Perkembangan Bahasa Gaul pada Remaja | 5 November 2012
Perkembangan bahasa pada anak remaja zaman sekarang sangat terlihat jelas. Pada umumnya, perkembangan bahasa remaja ini pun bersifat sementara, yaitu kata-kata yang digunakan cenderung mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena setiap bahasa mengalami perkembangan sesuai zamannya. Selain itu, bahasa merupakan hasil kreativitas manusia sehingga wajar jika ada beberapa kata yang mengalami perubahan, bahkan penambahan.Bahasa yang digunakan oleh anak remaja sekarang biasa disebut dengan bahasa gaul. Bahasa gaul sudah ada sejak 1970, yang pada saat itu disebut bahasa prokem. Pada awalnya, bahasa gaul digunakan sebagai bahasa sandi untuk merahasiakan obrolan dalam komunitas tertentu. Kata-kata gaul yang sudah digunakan sejak 1970, yaitu kata gokil (gila), mokal (malu), rokum (rumah), dan sebagainya. Akhirnya, kata-kata tersebut lama-kelamaan menjelma menjadi bahasa sehari-hari dan dikenal banyak orang.
Bahasa gaul yang berkembang dari waktu ke waktu kini telah masuk ke lingkungan keluarga, bahkan lingkungan sekolah atau pendidikan. Hal ini terjadi karena banyak remaja yang mengadopsi bahasa tersebut sebagai bahasa pergaulan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, bahasa ini sengaja mereka gunakan di lingkungan rumah dan sekolah.
Perkembangan bahasa gaul ini pun tentunya meresahkan orangtua karena mereka akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan anaknya. Oleh karena itu, terkadang orangtua pun ‘ikut-ikutan’ dalam menggunakan bahasa gaul ini agar memudahkan mereka berkomunikasi dengan si anak. Akan tetapi, orangtua juga merasa cemas dengan bahasa-bahasa gaul semacam ini karena bahasa ini dianggap sebagai bahasa yang tidak sopan untuk digunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari, bahkan jika digunakan dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
Bahasa gaul pada zaman sekarang sudah sangat bervariasi, seperti kata kepo (selalu ingin tahu), galau (resah), peres (palsu, pura-pura), woles (santai), rempong (repot), hoax (berita palsu), ciyus (serius), miapah (demi apa), cungguh (sungguh), enelan (beneran), puk-puk (sebuah ucapan yang biasanya digunakan kepada orang lain yang sedang bersedih), ababil (ABG labil), kamseupay (kampungan sekali, udik, payah), PHP (pemberi harapan palsu), unyu (lucu), wow (sebuah ucapan untuk menyatakan kagum, tetapi bersifat menyindir), dan sebagainya. Bahasa-bahasa ini sudah sangat populer digunakan oleh remaja sekarang, bahkan anak-anak kecil.
Perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja tampaknya semakin memengaruhi sikap mereka dalam pergaulan, seperti tingkat kesopanan. Hal ini diperparah dengan sikap orangtua dan guru yang terkadang tidak memedulikan perkembangan bahasa anaknya. Sebagai contoh, dialog pada gambar di bawah ini yang menunjukkan bahwa bahasa gaul sudah masuk ke lingkungan pendidikan, bahkan dijadikan pertanyaan dalam soal.

Sumber: http://www.m.facebook.com/photo.php/ikhwah-gaul
Dari penjelasan dan contoh gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa berkembang sesuai zamannya. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua dan guru memerhatikan bahasa apa yang digunakan oleh anak zaman sekarang karena bagaimana pun bahasa dapat memengaruhi perilaku anak dalam hal kesopanan. Selain itu, penggunaan bahasa gaul sebaiknya digunakan sesuai dengan tingkat usianya dan siapa lawan bicaranya, serta dalam lingkungan yang seperti apa.